SANGATTA. Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang memimpin upacara peringatan Hari Bela Negara ke 74 , yang digelar di lapangan Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim), Senin (19/12).
Kegiatan yang Bertema “Bangkit Bela Negara, Jaya Indonesiaku” tersebut dihadiri Ketua DPRD Kutim Joni, Dandim 0909/Kutim Letkol Czi Heru Aprianto, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Shodikin, Kapolres Kutim AKBP Anggoro Wicaksono, Kajari Kutim Henriyadi W Putro, serta beberapa Kepala OPD dan undangan lainnya.
Memberikan Keterangan Pers kepada Wartawan usai memimpun upacara, Wabup Kasmidi Bulang mengatakan, peringatan Hari Bela Negara ke 74 diperingati secara nasional, termasuk di Kutim.
“Kegiatan ini wajib dilaksanakan sesuai intruksi Presiden RI Joko Widodo”kata Wabup seraya menjelaskan
Wabup juga menambahkan bahwa dimasa negara dalam kedaan aman, maka tentu bentuk perjuangan bela negara yang dilakukan bukan lagi perang, namun dalam bentuk lain termasuk memerangi covid-19, serta membangun. Karena itu, warga tidak dipersiapkan untuk berperang, namun untuk membangun.
“Jadi bela negara itu artinya luas. Sebagai warga negara kita wajib membela negara dalam kondisi apapun, termasuk perang. Tapi kalau dalam kedaaan aman, maka kita kerja untuk membangun. Memerangi covid-19 juga itu bela negara yang kita lakukan,” jelas Kasmidi didampingi Kepala Kesbangpol Kutim Muhammad Basuni.
Saat ini, cara mewujudkan bela negara adalah melalui pembangunan, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Tentunya Pemkab Kutim siap melaksanakan apabila memang berhubungan dengan bela negara. Kasmidi mengatakan, walaupun saat ini bukan kondisi perang angkat senjata seperti dahulu, tetapi Bangsa Indonesia tengah perang melawan pandemi COVID-19.
“ Nah sebagai warga negara yang baik, tentunya harus menggunakan protokol kesehatan yang lengkap. Hal itu menjadi salah satu wujud bela negara,” jelasnya.
“Kita membangun kemudian membangkitkan kembali perekonomian agar kembali kuat. Sumber dayanya hebat, itu merupakan bagian bela negara. Jadi bela negara itu bukan harus perang. Tetapi kita harus melihat kondisi riil (nyata) negara kita,” jelasnya. (rosliku)